Islam sebagai agama yang universal memberikan pedoman hidup bagi manusia menuju kebahagiaan hidup baik di dunia maupun akhirat. Kebahagiaan hidup manusia itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung pada pendidikan agama.Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalammenyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam diikuti dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
Zakiyah Daradjat juga mengemukakan bahwa pendidikan agama Islamadalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agarsenantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayatitujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan Islam sebagai pandanganhidup.
Dari uraian tersebut di atas dapat dipahami bahwa pendidikan agama Islamdiharapkan mampu memberikan nuansa baru bagi sistem pengembangan pendidikan di Indonesia dan dapat membangun watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, membentuk kepribadian peserta didik sangat penting untuk dilakspeserta didikan di sekolah.
Kepribadian adalah ciri atau kepribadianistik atau gaya atau sifat khas dari diriseseorang yang bersumber dari bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya, keluarga pada masa kecil dan juga bawaan sejak lahir. Dalam hal ini Gregory berpendapat bahwa:
Kepribadian adalah sebuah kata yang menandakan ciri pembawaan dan pola kelakuan seseorang yang khas bagi pribadi itu sendiri. Kepribadian meliputi tingkah laku, cara berpikir, perasaan, gerak hati, usaha, aksi, tanggapan terhadap kesempatan, tekanan dan cara sehari-hari dalam dalam berinteraksi dengan orang lain
Dari uraian di atas, kiranya dapat disimpulkan bahwa kepribadianistik kepribadian adalah ciri-ciri perilaku psikofisik atau rohani-jasmani yang kompleks dari individu, sehingga tampak dalam tingkah lakunya yang khas. Demikian pula halnya dengan guru sebagai individu, memiliki sejumlah ciri-ciri sifat yang khas.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dibahas antara lain:
1. apa arti kepribadian bagi peserta didik ?
2. apa peran pendidik dalam pembentukan kepribadian ?
3. apa metode-metode untuk membentuk kepribadian peserta didik ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembahasan yang akan dicapai dalam makalah ini antara lain:
1. Mahasiswa dapat memahami arti kepribadian secara luas.
2. Mahasiswa dapat memahami peran pendidik dalam membentuk kepribadian peserta didiknya.
3. Mahasiswa dapat mengetahui metode-metode yang dapat dilakukan dalam membentuk kepribadian peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepribadian
1. arti kepribadian
Seseorang dosen atau pendidik dalam menyampaikan sebuah materi tidak terlepas dari untuk menterjemahkan secara menyeluruh isi dari penyampaian yang dia sampaikan kepada peserta didiknya. Untuk itu diperlukan kekuatan dan pengetahuan yang luas agas peserta didik itu dapat memahami betul atas apa yang di sampaikan kepada peserta didiknya.
Adapun definisi kepribadian menurut bebrapa pendapat yaitu:
a. Definisi kepribadian berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia yaitu:
“sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dari orang atau bangsa lainnya”
b. Smenurut Wikipedia.org.
“keseluruhan cara seseorang individu beraksi dan berinteraksi dengan individu lain dan kepribadian di diskripsikan dalam istilah sifat yang bias di ukur yang di tunjukkan seseorang.
c. Kepribadian menurut psikolog Gordon allport.
“kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses, jadi kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah” secara eksplisit alport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
d. Kepribadian menurut psikolog islam Muhammad zainul umam.
“prilaku manusia baik sebagai makhluk individu maupun makhluk social yang normanya diturunkan dari ajaran islam, bersumber dari Al-qur’an dan As-sunnah. Dari kedua sumber tersebut para pakar berusaha melakukan ijtihad untuk mengungkapkan bentuk-bentuk kepribadian menurut ajaran islam, agar bentuk-bentuk tersebut dapat di terapkan oleh pemeluknya.
e. Menurut Jalaluddin pembentukan kepribadian muslim.
“sebagai individu pada dasarnya adalah; “ pembentukan pribadi yang diarahkan pada pembentukan pandangan hidup yang mantap yang didasarkan pada nilai-nilai Islam.
Dari pendapat-pendapat diatas bahwa kwpribadian itu adalah bawaan hati, jiwa kepribadian, budi pekerti, prilaku, personalitas, sifat, tabiat, tempremen, dan watak seseorang. Kepribadian ini memfokuskan dan menandai pengapliasian nilai-nilai kebaikan maupun nilai-nilai yang buruk/jelek.
Peserta didik yang memilik kepribadian mulia memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya, yang di tandai dengan nilai-nilai positif dan mulia dan selalu berusaha untuk melakukan hal-hal yang terbaik baik terhadap Allah SWT. Dirinya, terhadap lingkungan bangsa, dan Negara bahkan terhadap Negara international pada umumnya. Dengan mengoftimalkan potensi dirinya dan dengan di dasari kesadaran, emosi, dan motivasi.
Sedangkan peserta didik yang memiliki kepribadian yang buruk/jelek sebaliknya dari kepribadian yang mulia tersebut. Dengan demikian kepribadian ini dapat merugikan peserta didik itu sendiri. Baik kerugian di dunia maupun akhirat.
2. Peran pendidik dalam membentuk kepribadian peserta didik.
Membangun peradaban sebuah bangsa pada hakikatnya adalah pengembangan watak dan kepribadian manusia yang unggul deri sisi intelektual, spiritual, emosional dan fisikal yang di landasi oleh fitrah kemanusian itu sendiri, fitrah adalah titik tolak kemulian menusia, baik sebagai bawaan seseorang sejak lahir atau pun proses pendidikan yang pernah dia tempuh.
Dalam konteks pembagunan sector pendidian, pendidik merupakan pemegang sentral dalam proses pembentukan kepribadian peserta didik itu dan upaya untuk meningkat frofesionalisme pendidik adalah suatu keharusan. Pendidik harus mendapatkan program-program atau mengikuti pelatihan-pelatihan sacra tersistem agar tetap memiliki frofesionalisme yang tinggi dan siap melakukan inovasi, pendidik juga harus mendapatkan reward(tanda jasa), penghargaan dan tanda jasa nya, sehingga sehingga setiap inovasi dan pembaharuan salam bidang pendidikan dapat diterima dan di jalani dengan baik. Dan disinilah dampak dari ilmu yang dimiliki oleh pendidik itu dapat tersalurkan kepada peserta didiknya. Dan disinilah peserta didik kepribadian peserta didik itu memiliki kualitas ketika menyajikan bahan-bahan kepada subyek didik. Dan kualitas pendidik dapat diukur dari segi moralitas, kebijaksanaan, kesabaran, menguasai bahan pembelajaran, dan mengetahui akan situasi yang para eserta didik nya. Sejumlah faktor-faktor itu membuat dirinya mampu menghadapi masalah-masalah sulit, tidak mudah frustasi, defresi atau stress secara positif dan tidak destruktif.
Sebagai seorang pendidik harus frofesional dan harus memiliki panutan dan contoh dalam kehidupannya sehari-hari, yang kemudian baru bisa mengantarkan peserta didiknya menjadi manusia yang memiliki kepribadian yang tumbuh di ingkungan pendidikan, serta optimal dengan apa yang di kemukakannya.
Salah satu situs yaitu dunia pendidikan blogspot.com mengemukakan, Pendidik itu harus memiliki sepuluh sikap yang dapat mengarahkan peserta didik menjadi seorang individu yang baik, yaitu:
1.ketulusan
Yaitu sikap yang membuat seseorang merasa nyaman dan dihargai. Dengan sikap ini seseorang individu akan mampu membangun hubungan yang baik dengan orang di sekitarnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang baik dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.
2. rendah hati
Yaitu sikap yang mampu mengakui kelemahan diri sendiri dan kelebihan dari orang lain.
3. kesetiaan
Yaitu sikap yang tidak mudah berpaling dari orang lain dan setia
4. bersikap positif
Bersikap positif yaitu selalu memiliki sifat yang positif dan tidak mudah berpikir negatif terhadap perbuatan yang dilakukan oleh seseorang.
5. keceriaan
Yaitu orang yang menampilkan dirinya dengan ekspressi wajah yang menyenangkan dan bersahabat
6. bertanggung jawab
Yaitu menjadikan individu siswa mampu mengerjakan tugasnya dengan baik dan mampu mengakui kesalahan apabila ditemui kesalahan dalam pekerjaannya.
7. kepercayaan diri
Yaitu sifat di dalam diri individu yang mampu menerima dirinya sendiri dengan keadaan dirinya apaun kondisi yang dialaminya.
8. kebesaran jiwa
Yaitu sifat di dalam diri individu yang mampu memaafkan dirinya sendiri . diri orang lain , dan meminta maaf atas kesalahannya kepada orang lain.
9. easy going
Yaitu sifat manusia yang berusaha melupakan kesalahan yang telah dilakukan oleh orang lain , berusaha mengecilkan masalah besar yang dialaminya , dan berusaha melupakan kesalahan-kesalahan kecil orang lain.
10. empati
Yaitu sifat keinginan untuk menolong orang lain dan mampu membantu orang lain yang sedang mengalami permasalahan
Untuk membentuk kepribadian yang sehat pada diri siswa guru pembimbing/konselor dapat memaksimalkan pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam Bidang pribadi dan sosial. Dua bidang ini harus dimaksimalkan karena kepribadian yang sehat mempengaruhi penampilan dan kehidupan pribadi seorang individu dan juga mempengaruhi cara individu tersebut berinteraksi dengan kehidupan sosial-kemasyarakatan di lingkungannya. Dalam kegiatan bimbingan pribadi dan sosial sebagai guru pembimbing/konselor saya akan berusaha membentuk kesepuluh sifat tersebut ke dalam kepribadian peserta didik.
Dalam kepribadian pendidik penting sekali di kembangkan nilai-nilai etika dan estetika inti seperti kepedulian, kejujuran, tangung jawab dan rasa hormat terhadap diri dan ornag lain bersama dengan nilai-nilai kinerja pendukungnya seperti ketekunan, thos kerja yang tinggi, dan kegigihan sebaga basis kepribadian yang bai. Nilai yang dimaksud serta mendefinidikannya dalam bentuk prilaku yang dapat diamati dalam kehidupan sekolah sehari-hari. Yang terpenting adalah semua komponen lingkungan pendidian bertanggung jawab terhadap standar-standar prilaku yang konsisten yang sesuai dengan nilai-nilai inti.
Seseorang dapat dikatakan berkepribadian jika telah berhasi menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya. Demikian juga seseorang pendidik dikatakan berkepribadian, jika memiliki nilai dan keyakinan yang dilandasi dengan hakikat dan tujuan pendidik serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Dengan demikian pendidik yang berkepribadian, berarti talah memiliki kepribadian yang telah di tinjau dari titik tolak etis atau morl, seperti sifat kejujuran, amanah, keteladanan, ataupun sifat-sifat lain yang harus yang harus melekat pada diri pendidik. Pendidik yang berkepribadian kuat tida hanya memiliki kemampuan mengajar dalam arti sempit (transfer engetahuan ilmu) melainkan juga harus memiliki kemampuan mendidik dalam arti luas (keteladanan sehari-hari).
3. Metode pembentukan kepribadian peserta didik.
A. Pengertian metode
Secara etimologi, metode dalam bahasa arab di kenal dengan istilah thoriqohyang berarti langkah-langkah strategi yang di persiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pekerjaan atau pendidikan, maka metode itu harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik. (Usman,2004).
Sedangkan secara terminologi, para ahli mendefinisikan metode sebagai berikut :
Ø Hasan Langgulung, mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalanyang harus di lalui untuk mencapai tujuan pendidikan.
Ø Abd. Al-Rahman Ghunaimah, mendefinisikan bahwa metode adalah caracarayang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.
Ø Ahmad Tafsir, mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yangpenting tepat dan cepat dalam mengajarkan mata pelajaran.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat di simpulkan bahwa metode adalahseperangkat cara, jalan dan tehnik yang digunakan oleh pendidik dalam prosespembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu yang di rumuskan dalam silabi mata pelajaran. (Arief, Armai. 2002).
Dalam pandangan filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang dipergunakanuntuk mencapai tujuan pendidikan, alat itu mempunyai fungsi ganda, yaitu bersifatpolipragmatis dan monopragmatis. Polipragmatis, bilamana metode mengandungkegunaan yang serba ganda (multipurpose), misalnya suatu metode tertentu padasuatu situasi kondisi tertentu dapat digunakan untuk membangun atau memperbaiki sesuatu. Kegunaannya dapat tergantung pada si pemakai atau pada corak, bentuk, dan kemampuan metode sebagai alat. sedangakan monopragmatis, bilamana metodemengandung satu macam kegunaan untuk satu macam tujuan.
Seangkan Metode pembelajaran yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, fungsinya adalah menentukan berhasiltidaknya suatu proses belajar-mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran. Oleh karena itu, metode harus sesuai dan selaras dengan kepribadianistik siswa, materi, kondisi lingkungan (setting) dimana pengajaran berlangsung. Penggunaan atau pemilihan suatu metode mengajar di sebabkan oleh adanya beberapa faktor yang harus dipertimbangkan antara lain: tujuan, kepribadianistik siswa, situasi, kondisi, kemampuan pribadi guru, sarana dan prasarana. (Usman,2004).
B. Penerapan metode dalam pembentukan kepribadian
Metode untuk membentuk kepribadian banyak sekali kita jumpai dalam buku-buku dan majalah atau media social dan media cetak. Maka dari itu kami hanya menggunakan dua metode yaitu metode pembentukan kepribadian berdasarkan agama islam dan metode pendidikan umum. Yang pada hakikatnya sama, yaitu bertekad untuk saling membentuk kepribadian berdasarkan corak kepribadian metode-metode tersebut.
1. Metode pendidikan agama islam membentuk kepribadian.
Kepercayaan akan adanya fitrah yang baik pada diri manusia akan mempengaruhi implikasi-implikasi penerapan metod yang seharusnya di terapkan dalam proses belajar mengajar. dalam pendidikan agama islam metode yang di terapkan dan digunakan untuk membentuk kepribadian menurut an-nahlawy metode untuk pembentukan kepribadian dan menanamkan keimanan, yaitu:
a. Metode perumpamaan.
Yaitu metode dengan penyajiannya mengangkat perumpamaan yang ada dalam al-quran.
b. Metode keteladanan.
Memberikan teladan dan contoh yang baik kepada peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah Saw. Bersabda:
حدثنا عبد الله ابن يوسف قال اخبرنا مالك عن عمر ابن عبدالله ابن الزبير عن عمر ابن سليم الزرقي عن ابي قتادة الانصاري ان رسول الله صلي الله عليه وسلم كان يصلي وهو حامل امامة بنت زينب بنت رسول الله صلي الله عليه وسلم لابي العاص بن ربيعة بن عبد سمش فاذا سجد وضعها واذا قام حملها
Artinya’’ Hadits dari Abdullah ibn Yusuf, katanya Malik memberitakan pada kami dari Amir ibn Abdullah ibn Zabair dari ‘Amar ibn Sulmi az-Zarâqi dari Abi Qatadah al-Anshâri, bahwa Rasulullah saw. salat sambil membawa Umâmah binti Zainab binti Rasulullah saw. dari (pernikahannya) dengan Abu al-Ash ibn Rabi’ah ibn Abdu Syams. Bila sujud, beliau menaruhnya dan bila berdiri beliau menggendongnya
(Abu Abdullah bin Muhammad Ismâil Al Bukhâri,. Al-Jâmi’ Al-Shahĩh Al-Mukhtasar)
c. Metode ibrah dan mau’izah
Ibrah adalah peyajian bahan pembelajaran yang bertujuan melatih daya nalar pembelajar dalam menangkap makna terselubung dari sesuatu pernyataan suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia pada kepada intisari sesuatu yang di saksikan. Metode ini menggunakan nalar. Sedangkan mau’izah adalah pemberian motivasi dengan menggunakan keuntungan dan kerugian dalam melakukan perbuatan.
d. Metode hiwar quran/kitabi.
Dalam al-Quran banyak ditemui kisah menceritakan kejadian masa lalu, kisah mempunyai daya tarik tersendiri yang tujuannnya mendidik akhlak, kisah-kisah para Nabi dan Rasul sebagai pelajaran berharga. Termasuk kisah umat yang inkar kepada Allah beserta akibatnya, kisah tentang orang taat dan balasan yang diterimanya. Abdurrahman an-Nahlawi mengatakan kisah mengandung aspek pendidikan yaitu dapat mengaktifkan dan membangkitkan kesadaran pembacanya, membina perasaan ketuhanan dengan cara mempengaruhi emosi, mengarahkan emosi, mengikutsertakan psikis yang membawa pembaca larut dalam setting emosional cerita, topic cerita memuaskan pikiran.
Metode pembentukan kepribadian melalui kisah akan memberi kesempatan bagi peserta didik untuk berfikir, merasakan, merenungi kisah tersebut, sehingga seolah ia ikut berperan dalam kisah tersebut. Adanya keterkaitan emosi peserta didik terhadap kisah akan memberi peluang bagi peserta didik untuk meniru tokoh-tokoh berakhlak baik, dan berusaha meninggalkan perilaku tokoh-tokoh berakhlak buruk. Cerita mempunyai kekuatan dan daya tarik tersendiri dalam menarik simpati peserta didik, perasaannya aktif, hal ini memberi gambaran bahwa cerita disenangi orang, cerita dalam al-Quran bukan hanya sekedar memberi hiburan, tetapi untuk direnungi, karena cerita dalam al-Quran memberi pengajaran kepada manusia. Dapat dipahami bahwa cerita dapat melunakkan hati dan jiwa peserta didik didik, cerita tidak hanya sekedar menghibur tetapi dapat juga menjadi nasehat, memberi pengaruh terhadap akhlak dan perilaku peserta didik, dan terakhir kisah / cerita merupakan sarana ampuh dalam pendidikan, terutama dalam pembentukan kepribadian peserta didik
e. Metode Pembiasaan
Dalam istilah psikologi pendidikan dikenal dengan istilah operan conditioning. Peserta didik diajarkan untuk membiasakan berperilaku terpuji, giat belajar, bekerja keras, bertanggung jawab atas setiap tugas yang telah diberikan. Sholat dilakukan 5 kali sehari semalam ialah membiasakan umat manusia untuk hidup bersih dengan simbol wudlu, disiplin waktu dengan ditandai azan disetiap waktu sholat. Bertanggung jawab dengan simbol pengakuan di dalam bacaan do’a iftitah ”Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku untuk Allah”. Do’a ini memberikan isyarat berupa tanggung jawab atas anugrah yang telah Allah berikan.
Pada saat rukuk dan sujud umat muslim diajarkan untuk bersikap rendah hati. Sikap rendah hati inilah merupakan awal kemuliaan seseorang. Di dalam hadis qudsi Allah berfirman “ tidaklah Aku menerima sholat orang, Aku menerima sholat dari orang yang merendah demi ketinggianku, berkhusyuk demi keagunganku, mencegah nafsunya demi laranganku, melewatkan siang dan malam dalam mengingatku, tidak terus-menerus dalam pembangkangan terhadapku, tidak bersikap angkuh terhadapKu, dan selalu mengasihani kepada yang lemah dan menghibur orang miskin dem keridloanKu. Bila ia memanggilKu, aku akan memberinya. Bila ia bersumpah dengan dengan namaKu, Aku akan membuatnya mampu memenuhinya. Akan aku jaga ia dengan kekuatanKu dan kubanggakan dia diantara malaikatKu. Seandainya aku bagi-bagikan nurnya untuk seluruh penghuni bumi, niscaya akan cukup bagi mereka. Perumpaannya seperti surga firdaus, bebuahannya tidak akan rusak dan kenikmatannya tidak akan sirna”. (H.R. MUSLIM)
Dari matan hadis ini dapat dipahami bahwa, pelaksanaan salat tidak hanya sekedar melakspeserta didikan kewajiban pada waktu-waktu salat, melainkan tetap memaknai salat sepanjang aktivitas sehari-hari.
Imam fachrurrazi menjelaskan kata shalatihim daaimuun ialah orang-orang yang menjaga salat dengan menunaikannya di waktunya masing-masing dan memperhatikan hal-hal yang terkait dengan kesempatan salat. Hal-hal tersebut baik yang dilakukan sebelum salat dan setelah salat.
Metode pembiasaan ini perlu diterapkan oleh pendidik dalam proses pembentukan kepribadian. Bila seorang peserta didik telah terbiasa denga sifat-sifat terpuji, impuls-impuls positif menuju neokortek lalu tersimpan dalam system limbic otak sehingga aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik tercover secara positif. Untuk itu pihak penyelenggara sekolah sepantasnya menyediakan ruangan salat berjama’ah, minimal zuhur dan asar karena kedua waktu salat ini masih dalam waktu pembelajan, atau salat dluha. Peserta didik beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Pada saat shalat berjama’ah mereka dapat belajar bagaimana berkata yang baik, bersikap sopan dan santun, menghargai saudaranya sesama muslim, dan terfjalinnya tali persaudaraan. Bila suasana seperti ini telah dibiasakan mereka lakukan kemungkinan tidak akan gagap menghadapi persoalan kehidupan di masyarakat. Bahkan mereka dapat menjadi tauladan bagi masyarakatnya.
F. Metode Targib dan tarhib
Metode ini dalam teori metode belajar modern dikenal dengan reward dan funisment. Yaitu suatu metode di mana hadiah dan hukuman menjadi konsekuensi dari aktitas belajar peserta didik. Bila peserta didik dapat mencerminkan sikap yang baik maka ia berhak mendapatkan hadiah dan sebaliknya mendapatkan hukuman ketika ia tidak dapat dengan baik menjalankan tugasnya sebagai peserta didik. Begitu pula halnya salat, saat seorang melakukan salat denganbaik dan mampu ia implementasikan dalam kehidupan sehari-hari maka ia mendapatkan kebaikan baik dari Allah dan masyarakat sebagaimana yang telah dijelaskan dimuka hadis riwayat muslim “surga firdaus untuk orang-orang yang dapat mengamalkan salat dengan baik dan benar”. Sebaliknya bagi mereka yang melalaikan dan tidak melakspeserta didikan salat neraka weil dan saqor baginya. Metode reward dan funisment ini menjadi motivasi eksternal bagi peserta didik dalam prosees belajar. Sebab, khususnya peserta didik-peserta didik dan remaja awal ketika disuguhkan hadiah untuk yang dapat belajar dengan baik dan ancaman bagi mereka yang tidak disiplin, mayoritas peserta didik termotivasi belajar dan bersikap disiplin. Hal ini bisa terjadi karena secara psikologi manusia memiliki kecenderungan untuk berbuat baik dan mendapatkan balasan dari perbuatan baiknya. (ditulis oleh Drs. Mansur di salah satu situs internet, pentingnya kepribadian pendidikan agama untuk peserta didik).
2. Metode Pendidikan umum membentuk kepribadian.
1. Memberikan materi di dalam kelas
Yaitu dalam menjalankan program bimbingan dan konseling dalam format klasikal maka penyampaian materi dilakukan di dalam kelas. Penyampaian materi yang dilakukan oleh pendidik di dalam kelas. Pendidik dapat menyampaikan materi mengenai penanaman kepribadian yang sehat di dalam kelas. Penyampaian materi yang dilakukan oleh pendidik di dalam kelas berkisar pada pengertian pribadi yang baik, sifat-sifat yang menunjang pembentukan pribadi yang baik, cara membentuk pribadi yang baik dan segala hal yang berkenaan dengan pembentukan pribadi yang baik.
Dalam penyampaian materi tentang pribadi yang baik di dalam kelas pendidik dapat menggunakan sarana penunjang seperti laptop, kaset, tv, dan radio untuk menampilkan tayangan-tayangan dan suara-suara motivasi dari tokoh-tokoh motivasi untuk membentuk arah kepribadian peserta didik menjadi lebih baik. Sebab dalam penyampaian materi tentang pembentukan kepribadian peserta didik di dalam kelas akan lebih efektif jika disertai dengan pemberian contoh-contoh yang dibuat menarik, sehingga menarik perhatiann peserta didik untuk menyimak penjelasan tersebut. Sehingga peserta didik dapat termotivasi untuk membentuk dirinya menjadi pribadi yang lebih baik.
2. Melakukan Kegiatan Bimbingan Kelompok
Kegiatan bimbingan kelompok dapat dilakukan oleh pendidik untuk mengarahkan peserta didiknya memiliki kepribadian yang sehat. Kegiatan bimbingan kelompok dapat dilakukan di dalam ruangan pendidik maupun di luaar ruangan sesuai dengan keinginan peserta didik. Dalam kegiatan bimbingan kelompok ini penyampaiannya materi tentang pembentukan kepribadian sama dengan yang ada di dalam kelas, namun dalam kegiatan bimbingan kelompok ini materi yang disampaikan akan lebih mendetail dari penjelasan di dalam kelas sebab waktu yang dimiliki oleh pendidik lebih luas dalam menyampaikan materi tentang pembentukan kepribradian peserta didik.
Penyampaian lebih maksimal karena peserta didik yang mengikuti bimbingan lebih sedikit dari saat di dalam kelas. Kegiatan bimbingan kelompok dapat membuat peserta didik lebih memahami materi yang disampaikan sehingga peserta didik lebih termotivasi untuk membentuk kepribadiannya menjadi lebih baik dan menjadi lebih sehat.
3. melakukan kolaborasi dengan pendidik mata pelajaran
Dalam upaya membentuk pribadi yang sehat pada peserta didik tidak hanya mutlak tugas pendidik di sekolah tetapi juga tugas seluruh komponen yang ada disekolah. Kerja sama ini dapat berbentuk pemberian materi tentang pembentukan kepribadian yang sehat kepada pendidik mata pelajaran di kelas, kemudian pendidik mata pelajaran menyampaikan nasehat-nasehat tentang kepribadian yang baik sehingga peserta didik mendengar nasehat pembentukan kepribadian yang baik tidak hanya dari pendidik, namun juga datang dari pendidik mata pelajaran sehingga peserta didik merasa lebih termotivasi untuk mampu memiliki kepribadian yang sehat karena dorongan yang datang tidak hanya dari pendidik saja, tetapi juga datang dari pendidik mata pelajaran yang biasanya sangat disegani oleh peserta didik yang ada di sekolah.
4. mengadakan kegiatan pembinaan kepribadian peserta didik di Sekolah
Untuk memberikankepribadian yang baik kepada peserta didik, seorang pendidik bisa mengadakan kegiatan pembinaan kepribadian peserta didik yang ada di sekolah. Kegiatan pembinaan bisa dilakukan melalui kegiatan belajar dengan melibatkan pendidik mata pelajaran, melalui kegiatan ceramah keagamaan dari tokoh-tokoh agama untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan agar peserta didik memiliki kepribadian yang sehat berlandaskan ajaran agama. Mengadakan acara seminar tentang kepribadian yang melibatkan beberapa ahli psikolog. Mengadakan lomba-lomba di sekolah yang melibatkan kerja sama antar peserta didik sehingga dalam kerja sama peserta didik tersebut tercipta kepribadian yang baik pada diri peserta didik yang dihasilkan dari proses kerja sama antar pendidik.
5. mengoptimalkan Proses Konseling Perorangan
Untuk membentuk kepribadian yang sehat pada diri peserta didik, pendidik dapat mengoptimalkan proses konseling perorangan. Sebab dalam proses konseling perorangan seorang individu sangat membutuhkan bantuan dari pendidik untuk mengatasi masalah sehingga peserta didik yang sedang dalam proses konseling perorangan, dapat diarahkan oleh pendidik untuk memperbaiki kepribadian yang dimiliki oleh oleh peserta didik.
Masalah-masalah yang timbul pada diri seorang individu dalam proses konseling perorangan berasal dari kepribadiaanya yang kurang sehat. Sehingga dalam proses konseling perorangan ini pendidik mengoptimalkan pembentukan pribadi yang sehat pada klien. Pembentukan pribadi yang sehat ini sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah yang dialami klien. Setelah masalahnya teratasi dalam proses konseling melalui pembentukan kepribadian yang sehat maka pendidik harus mampu memelihara kepribadian yang lebih sehat pada klien.
6. Mengadakan Kegiatan Outbound
Salah satu saran adalam pembentukan kepribadian yang sehat yaitu melalui kegiatan outbound. Dalam kegiatan di alam lepas ini peserta didik akan dilatih bagaimana bekerja sama dengan dalam kelompok untuk memenangkan suatu permainan atau tantangan. Dalam usaha itu peserta didik akan melatih penyesuaian dirinya dengan anggota kelompoknya untuk memenangkan games.
Dalam penyesuaian tersebut seorang peserta didik harus mengurangi ego pribadinya sehingga ia terlatih untuk mampu bertoleransi dengan pikiran-pikiran lain dari teman-temannya, mampu menerima keputusan-keputusan yang dihasilkan di dalam kelompok, sekaligus mampu menerapkan keputusan yang diambil. Proses kerja sama dalam kegiatan outbound ini mampu menjadi salah satu sarana menghasikan peserta didik dengan kepribadian yang sehat.
7. Menciptakan kegiatan perlombaan Perlombaan antar peserta didik.
Pembentukan kepribadian yang sehat dapat dilakukan melalui adannya kompetisi diantara peserta didik. Kompetesi tersebut harus dilakukan secara sehat, terbuka, dan adil sehingga menimbulkan kepuasan bagi peserta didik yang mengikutinya. Pendidik dapat bekerja sama dengan pihak Osis untuk mengadakan perlombaan baik secara individu seperti olimpiade ilmiah, karya tulis ilmiah, pemilihan peserta didik teladan dan juga melakukan kegiatan perlombaan secara kelompok seperti lomba kebersihan kelas, olah raga, dan mading kelas.
Persaingan dalam perlombaan ini mampu menjadikan peserta didik sebagai individu yang mampu menerima kekalahan yang dialaminya dan apabila menang peserta didik tersebut mampu mengendalikan diri untuk tidak terlalu berlebihan dalam menyikapi kemenangannya. Berdasarkan hal ini maka perlombaan dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk membentuk kepribadian yang sehat pada peserta didik.
8. Melakukan Kunjungan Rumah
Salah satu cara untuk membentuk kepribadian yang sehat pada peserta didik, pendidik dapat melakukan kunjungan rumah. Kunjungan rumah dilakukan untuk melihat bagaimana kepribadian peserta didik di rumah dan juga memperoleh informasi dari orang tua peserta didik mengenai bagaimana kepribadian peserta didik mereka dirumah. Dari hasil kunjungan rumah ini pendidik dapat mengetahui bagaimana kepribadian peserta didik, sehingga lebih efektif dan kegiatan yang dilakukan dapat tepat sasaran dan langsung mengena sasaran pembentukan kepribadian peserta didik. Dapat pula dilihat bagaimana pola interaksi peserta didik dengan lingkungan sehingga pola interaksi yang kurang baik dapat diperbaiki dan kepribadian peserta didik dapat dibina untuk menjadi yang lebaih baik.
9. meningkatkan kesadaran beragama kepada peserta didik
Cara yang paling utama dalam membentuk kepribadian yang sehat pada peserta didik adalah meningkatkan kesadaran peserta didik dalam menjalankan ajaran agama mulai dari ibadah, menjauhi hal-hal yang dilarang dalam agama, menjalankan kewajiban-kewajiban dalam agama, dan mengajak peserta didik untuk berpikir tentang Kekuasaan tuhan terhadap alam semesta. Melalui pengamalan ajaran agama peserta didik diarahkan untuk memiliki ketenangan hati dan pikiran karena telah merasa dekat dengan Tuhan melalui ajaran yang telah dianutnya. Setelah mendapat ketenangan dalam hati maka pembentukan kepribadian yang lebih sehat akan menjadi lebih mudah dan kepribadian yang terbentuk dapat terpelihara dengan baik.
10. mengajak peserta didik selalu bersifat positif
Cara yang ditempuh untuk membentuk kepribadian yang sehat yaitu mengajak peserta didik selalu bersifat positif dengan memiliki:
a. Kontol diri yaitu : kemampuan untuk mengontrol apa yang telah dilakukan oleh dirinya sendiri dan merenungkan pengalaman-pengalaman yang dialami untuk kemajuan berfikir di masa depan.
b. Komitmen yaitu : kemantapan hati untuk memiliki untuk tetap berusaha mendapatkan sesuatu yang diinginkan, sehingga seorang individu menjadi tidak mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan yang dialaminya sekaligus tegar dalam menjalani permasalahan yang dialaminya.
c. Tantangan yaitu : keberanian dalam menghadapi segala hambatan segala hambatan yang dialami dengan selalu diiringi dengan rasa penerimaan dan rasa syukur terhadap anugrah Tuhan, baik berupa hal positif maupun hal negatif seperti tantangan.
Sepuluh cara ini merupakan sarana bagi pendidik untuk membentuk kepribadian yang sehat pada peserta didik
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Dari beberapa uraian yang telah penulis uraikan di atas dapat penulis simpulkan :
Untuk membentuk karakter peserta didik yang baik dan benar, harus sesuai dengan keadaan dan situasi di mana berlakunya pembentukan karakter tersebut.
1. Kepribadian adalah ciri atau kepribadianistik atau gaya atau sifat khas dari diriseseorang yang bersumber dari bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya, keluarga pada masa kecil dan juga bawaan sejak lahir
2. Peran pendidik sangat di perlukan dalam membentuk karakter peserta didiknya dan harus memiliki: ketulusan, rendah hati, kesetiaan, bersikap positif, keceriaan, bertanggung jawab, kepercayaan diri, kebesaran jiwa, easy going, empati.
3. Metode untuk membentuk karakter peserta didik itu di perlukan dua metode yaitu: metode pendidikan agama islam dan metode umum yang bersifat positif.
4. Metode agama islam menurut an-nahlawy itu meliputi: metode perumpamaan, metode keteladanan, metode ibrah dan mau’izah, metode hiwar qur’ani/kitabi, metode pembiasaan, metode Targib dan tarhib. Sedangkan metode umumnya yaitu: Memberikan materi di dalam kelas, Melakukan Kegiatan Bimbingan Kelompok, melakukan kolaborasi dengan pendidik mata pelajaran, mengadakan kegiatan pembinaan kepribadian peserta didik di Sekolah, mengoptimalkan Proses Konseling Perorangan, Mengadakan Kegiatan Outbound, Menciptakan kegiatan perlombaan Perlombaan antar peserta didik, Melakukan Kunjungan Rumah, meningkatkan kesadaran beragama kepada peserta didik, mengajak peserta didik selalu bersifat positif
B. saran-saran
Merupakan salah satu keharusan bagi seorang pendidikan yaitu memiliki metode di dalam mengajarkan ilmunya terutama di dalam pendidikan islam hal ini di karenakan metode merupakan salah satu hal yang sangat memiliki peran penting dalam rangka mensukseskan proses belajar mengajar dalam pendidikan islam. Dan tak luput dari dua sumber ajaran islam yaitu Al-quran dan Al-hadits.
C. Penutup
Dengan selesainya makalah ini, penulis tak lupa memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT karena hanya dengan pertolongan darinyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Dan mudah-mudahan makalah yang telah penulis selesaikan ini diberikan kemanfaatan sehingga mendapat nilai pahala.
Akan tetapi dengan selesainya makalah ini pula tentunya banyak sekali kekurangan yang dapat terlihan dan nampak pada makalah ini karena semua hal yang telah sempurna pasti akan nampaklah kekurangannya Oleh karena itu penulis sangat berharap khususnya kepada pembimbing dan kepada semua pmbaca untuk memberiakan kritik dan saran, sehingga makalah ini mendapatkan penambahan yang nantinya dapat menuai hasil yang sempurna, karena penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak sekali kekurangan di dalamnya.
Penulis berharap dengan perantaraan makalah ini akan memberikan manfaat bagi penulis sendiri pada khususnya dan para pembaca pada umumnya, dengan mengaflikasikan isi dari makalah ini dalam mengemangkan mutu pendidikan islam di Indonesia
Daftar pustaka
Abd. Majid dkk, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004 (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 130
http:/dunia-pendidikan .blogspot._pendidikan-from-bengkulu.html
http://renopendidikankonselor.blogspot.com/2013/04/cara-membentuk-kepribadian-sehat.html
Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 130
0 Response to "MAKALAH MEMBENTUK KEPRIBADIAN PESERTA DIDIK"
Post a Comment