BAB
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka.Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, yaitu gymnos yang berarti telanjang dan sperma yang berarti biji, sehingga gymnospermae dapat diartikan sebagai tumbuhan berbiji terbuka. Pada Gymnospermae, biji nampak (terekspos) langsung atau terletak di antara daun-daun penyusun strobilusatau runjung, bijinya tidak terlindung dalam bakal buah (ovarium). Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 jutatahun yang lalu), sebelum era dinosaurus.
Pada saat itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang sekarang sudah punah dan kini menjadi batu bara,seperti Pteridospermophyta (paku biji), Bennettophyta, dan Cordaitophyta. Anggota-anggotanya yang lain dapat melanjutkan keturunannya hingga sekarang.Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai penerus dari salah satukelompok Gymnospermae purba yang telah punah (paku biji).Gymnospermae memiliki karakteristik yang unik, yaitu daur hidup yangsama seperti tumbuhan paku heterospora.
Daur ini terdiri dari dua fase, yaitu fasegametofit dan fase sporofit. Salah satu komponen yang terlibat dalam fase ini adalahmegagametogenesis. Megagametogenesis merupakan fase pembentukan gametbetina.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai gymnosspermae dan kelas—kelasnya, : paku biji,cycadinae,bennettinae,cordaitinae.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gymnospermae
1.1 Pengelompokan
Dalam klasifikasi tumbuhan modern, Gymnospermae tidak memiliki status taksonomi karena banyak petunjuk bahwa tumbuhan berbunga (Angiospermae, tumbuhan berbiji tertutup) adalah keturunan dari salah satu tumbuhan berbiji terbuka. Pemisahan antara tumbuhan berbiji terbuka dengan berbiji tertutup akan menyebabkan pemisahan yang parafiletik.
Gymnospermae mencakup tiga divisio yang telah punah dan empat divisio yang masih bertahan:
· Bennetophyta, punah
· Cordaitophyta, punah
· Pteridospermophyta, sudah punah namun dianggap sebagai moyang Angiospermae
· Ginkgophyta, dengan hanya satu jenis yang masih bertahan: Ginkgo biloba
· Cycadophyta, pakis haji dan kerabatnya
· Pinophyta, tumbuhan runjung
· Gnetophyta, dengan anggota hanya dua genus: Gnetum (melinjodan kerabatnya) dan
· Welwitschia.
Ciri-ciri gymnospermae tidak mempunyai bunga sejati, tidak ada mahkota bunganya. Bakal biji terdapat di luar permukaan dan tidak dilindungi oleh daun buah, merupakan tumbuhan heterospora yaitu menghasilkan dua jenis spora berlainan, megaspora membentuk gamet betina, sedangkan mikrospora menghasilkan serbuk sari, struktus reproduksi terbentuk di dalam strobilus. Dalam reproduksi terjadi pembuahan tunggal.
2.1 Siklus reproduksi seksual gymnospermae
3.1 Manfaat Gymnospermae
Ada beberapa manfaat gymnospermae yaitu :
a. Untuk industri kertas dan korek api (Pinus dan Agathis)
b. Untuk obat-obatan (Pinus, Ephedra, Juniperus)
c. Untuk makanan (Gnetum gnemon)
d. Tanaman hias (Thuja, Cupressus, Araucaria).
e. Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)
Angiospermae memiliki ciri antara lain :
· Memiliki bakal biji atau biji yang tertutup oleh daun buah
· Mempunyai bunga sejati
· Umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana dan herba.
· Dalam reproduksi terjadi pembuahan ganda.
Sedangkan dilihat dari strukturnya Angiospermae dibedakan menjadi dua yaitu
a. Monocotyledoneae (berkeping satu)
Monocotyledoneae dengan ciri khas antara lain :
1. Mempunyai biji berkeping satu
2. Berakar serabut
3. Batangnya dari pangkal sampai ujung hampir sama besarnya.
4. Tidak bercabang.
5. Akar dan batang tidak berkambium.
Sebagai contoh misalnya : Oryza sativa (padi), Zea mays (jagung), Musa paradisiacal (pisang), Cocos nucifera (kelapa).
b. Dicotyledoneae (berkeping dua).
Dicotyledoneae dengan ciri khas antara lain :
1. Mempunyai biji jumlah kepingnya dua
2. Berakar tunggang
3. Batang dari pangkal besar makin ke atas makin kecil.
4. Batang bercabang
5. Akar dan batang berkambium.
Sebagai contoh misalnya : Casia siamea (johar), Arachis hypogea (kacang tanah), Psidium guajava (jambu biji), Ficus elastica (karet).
B. Spermatophyta
1. Pengertian Spermatophyta
Spermatophyta berasal dari bahasa Inggris yang berarti tumbuhan berbiji. Sedangkan di Indonesia banyak sekali ditemukan berbagai jenis tumbuhan berbiji yang sampai saat ini tetap dipelihara dan dikembangkan.
Dalam sistem taksonomi modern, kelompok tumbuhan ditempatkan pada berbagai takson. Selain Angiospermae, kelompok ini disebut juga dengan Anthophyta ("tumbuhan bunga"). Sistem Wettstein dan Sistem Engler menempatkan Angiospermae pada tingkat subdivisio. Sistem Reveal memasukkan semua tumbuhan berbunga dalam subdivisio Magnoliophytina, namun pada edisi lanjut memisahkannya menjadi Magnoliopsida, Liliopsida, dan Rosopsida. Sistem Takhtajan dan sistem Cronquist memasukkan kelompok ini ke dalam tingkat divisio dengan nama Magnoliophyta.
Sistem Dahlgren dan sistem Thorne (1992) menggunakan nama Magnoliopsida dan meletakkannya pada tingkat kelas. Saat ini, sistem klasifikasi yang paling akhir, seperti sistem APG (1998) dan sistem APG II (2003), tidak lagi menjadikannya sebagai satu kelompok takson tersendiri melainkan sebagai suatu klade tanpa nama botani resmi dengan nama angiosperms (sistem ini menggunakan nama-nama bahasa Inggris atau diinggriskan untuk nama-nama tidak resmi).
Klasifikasi internal kelompok ini mengalami banyak perubahan. Sistem klasifikasi Cronquist (1981) masih banyak dipakai tetapi mulai dipertanyakan keakuratannya dari sisi filogeni terutama karena bertentangan dengan hasil-hasil penyelidikan molekular. Kesepakatan umum tentang bagaimana tumbuhan berbunga dikelompokkan mulai tercapai sejak hasil "Angiosperm Phylogeny Group" (APG) dikeluarkan pada tahun 1998 dan diperbaharui pada tahun 2003 sebagai Sistem klasifikasi APG II.
Sistem APG, yang menggunakan konsep kladistika dan banyak memakai metode pengelompokan statistika (clustering) serta memasukkan data-data molekular, mendapati bahwa monokotil merupakan kelompok monofiletik atau holofiletik, dan menamakannya monocots (bentuk jamak dari monocot), tetapi dikotil ternyata tidak demikian (disebut sebagai kelompok bersifat parafiletik). Meskipun demikian terdapat kelompok besar dikotil yang monofiletik yang dinamai eudicots atau tricolpates. Nama eudicot berarti "dikotil sejati" karena menunjukkan ciri-ciri yang biasa dinyatakan sebagai ciri khas dikotil, seperti bunga dengan empat atau lima mahkota bunga dan empat atau lima kelopak bunga. Sisa dari pemisahan ini, yang tetap parafiletik, biasa dinamakan sebagai paleodicots (paleo- berarti "purba" atau "kuno") untuk kemudahan penyebutan.
2. Ciri-ciri Spermatophyta
Spermatophyta mempunyai ciri antara lain :
1. Makroskopis dengan ketinggian bervariasi
2. Bentuk tubuhnya bervariasi
3. Cara hidup fotoautotrof
4. Habitatnya kebanyakan di darat tapi ada juga yang mengapung di air (teratai)
5. Mempunyai pembuluh floem dan xylem
6. Reproduksi melalui penyerbukan (polinasi) dan pembuahan (fertilisasi).
Berdasarkan uraian ciri-ciri di atas dapat penulis pahami bahwa Spermatophyta termasuk tumbuhan tinggkat tinggi yang memiliki ketiggian serta bentuknya yang bervariasi serta mempunyai habitat di darat dan memiliki floem serta xilem yang dapat menggunakan penyerbukan dan pembuahan.
Tumbuhan biji dibedakan menjadi dua golongan yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
3. Pengelompokan Spermatophyta
Dalam klasifikasi tumbuhan modern, Gymnospermae tidak memiliki status taksonomi karena banyak petunjuk bahwa tumbuhan berbunga (Angiospermae, tumbuhan berbiji tertutup) adalah keturunan dari salah satu tumbuhan berbiji terbuka. Pemisahan antara tumbuhan berbiji terbuka dengan berbiji tertutup akan menyebabkan pemisahan yang parafiletik. Gymnospermae mencakup tiga divisio yang telah punah dan empat divisio yang masih bertahan:
· Bennetophyta, punah
· Cordaitophyta, punah
· Pteridospermophyta, sudah punah namun dianggap sebagai moyang Angiospermae
· Ginkgophyta, dengan hanya satu jenis yang masih bertahan: Ginkgo biloba
· Cycadophyta, pakis haji dan kerabatnya
· Pinophyta, tumbuhan runjung
· Gnetophyta, dengan anggota hanya dua genus: Gnetum (melinjo dan kerabatnya) dan Welwitschia
Sepuluh besar suku tumbuhan menurut banyaknya jenis adalah sebagai berikut:
· Asteraceae atau Compositae (suku kenikir-kenikiran): 23.600 jenis
· Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan): 21.950
· Fabaceae atau Leguminosae (suku polong-polongan): 19.400
· Rubiaceae (suku kopi-kopian): 13.183
· Poaceae, Glumiflorae, atau Gramineae (suku rumput-rumputan): 10.035
· Lamiaceae atau Labiatae (suku nilam-nilaman): 7.173
· Euphorbiaceae (suku kastuba-kastubaan): 5.735
· Cyperaceae (suku teki-tekian): 4.350
· Malvaceae (suku kapas-kapasan): 4.225
· Araceae (suku talas-talasan): 4.025
Kesepuluh suku di atas mencakup beragam jenis tumbuhan penting dalam kehidupan manusia, baik dalam bidang pertanian, kehutanan maupun industri. Suku rumput-rumputan jelas merupakan suku terpenting karena menghasilkan berbagai sumber energi pangan bagi manusia dan ternak dari padi, gandum, jagung, jelai, haver, jewawut, tebu, serta sorgum. Suku polong-polongan menempati tempat terpenting kedua, sebagai sumber protein nabati dan sayuran utama dan berbagai peran budaya lain (kayu, pewarna, dan racun). Suku nilam-nilaman beranggotakan banyak tumbuhan penghasil minyak atsiri dan bahan obat-obatan.
4. Mekanisme Reproduksi
Dalam tumbuhan berbiji, generasi gametofit biasanya berukuran mikroskopis dan tetap berada dalam jaringan sporofitnya. Tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan heterospor dengan dua jenis spora yang berbeda ukuran yaitu mikrospora dan megaspora. Secara umum daur hidup dari tumbuhan berbiji di ilustrasikan sebagai berikut:
Megasporangium dikelilingi oleh jaringan sporofit yang disebut integumen. Integumen dan struktur yang terdapat di dalamnya (mengasporangium, megaspora) disebutovula.
Mikrospora berkecambah di dalam jaringan sporofit dan menjadi serbuk sari. keseluruhan dari mikrogametofit (serbuk sari) di transfer ke daerah sekitar megagametofit melalui proses polinisasi (penyerbukan. Anginatau hewan kadangkala menyempurnakan proses transfer tersebut.
Ketika serbuk sari mecapai gametofit betina, ia membuat struktur berupa memanjang dalam megasporangium yang disebut buluh serbuk sari hingga mencapai sel telur. Spermasi transfer melalui struktur ini menuju sel telur. Keuntungan dari proses ini adalah sperma tidak membutuhkan air (berenang) untuk mencapai sel telur seperti tanaman yang tidak berbiji.
5. Pteridospermae
Kelas : Pteridospermae (Paku Biji)
· Tumbuhan fosil yang hidup pada zaman Davon, puncak perkembanganya pada zaman Karbon dan punah pada zaman Mesozoikum.
· Merupakan tumbuhan peralihan antara Pteridophyta dengan Gymnospermae
· Daun menyerupai tumbuhan paku, sporofilnya menyerupai daun biasa tetapi belum terkumpul menjadi bunga.
· Pembentukan biji dari makrosporangium
Suku : Lyginopteridaceae
· Batang memanjat
· Batang dan akar mempunyai kambium dan memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder
· Tajuk pohon membentuk kipas
· Bakal biji mempunyai piala
Jenis : Lyginopteris oldhamia.
6. Cycadinae
Kelas : Cycadinae
Jenis : Lyginopteris oldhamia
· erdiri dari satu bangsa, yaitu Cycadales, dengan satu suku, yaitu Cycadaceae
· Mulai muncul diatas bumi diperkirakan menjelang akhir zaman Palaeozoikum
· Habitus; menyerupai palma, berkayu, tidak atau sedikit sekali bercabang.
· Penebalan sekunder kadang-kadang disebabkan oleh beberapa kambium yang berbentuk lingkaran
· Daun: tersusun dalam roset batang, berbagi menyirip atau menyirip, yang masih muda tergulung seperti daun paku.
· Sporofil: tersusun dalam strobilus yang berumah dua, letaknya terminal.
· Strobilus ♂ besar, terdiri dari banyak sporofil berbentuk sisik dengan banyak mikrosporangium.
· Strobilus ♀ besar, sporofil berbentuk sisik dengan dua bakal biji
· Pada Cycas makrosporofil berbagi menyirip dengan 2 – 5 bakal biji
· 9 marga dengan 65 jenis (Asia, Amerika, Afrika, Australia)
Jenis : Cycas rumphii
7. Bennettitinae
Kelas : Bennettitinae
Suku : Bennettitaceae
· Merupakan kelompok tumbuhan yang sudah punah, hidup pada zaman Mesozoikum
· Habitus; tumbuhan berkayu, batang pendek seperti umbi atau panjang bercabang seperti anak payung menggarpu
· Daun menyirip, jarang tidak
· Strobilus dalam ketiak daun, kadang-kadang pada pangkal yang panjang diantara daun-daun, kadang-kadang juga di ujung (terminal)
· Satu strobilus dapat terdiri dari mikrosporofil saja atau mikro dan makrosporifil
· Mikrosporofil menyerupai daun
· Makrosporofil banyak, terdapat di atas strobilus
8. Cordaitinae
Kelas Cordaitinae
Bakal biji dengan satu integumen dan suatu ruang serbuk sari
Tanaman pada kelas ini umumnya memiliki ciri sebagai berikut:
· Berupa pohon-pohon yang tinggi dan bercabang-cabang serta memperlihatkan pertumbuhan sekunder.
· Daun tunggal bangun lanset atau pita dan bertulang sejajar.
· Duduknya tersebar dan dan pada ujung-ujung dahan amat berdekatan.
· Bakal biji terpisah-pisah,tiap bakal biji terdapat suatu tangkai yang menyerupai daun.
· Bijinya pipih terdapat pada tangkai yang panjang.
Kelas Cordaitinae meliputi bangsa Cordaitales yang membawahi Cordaitaceae.Contohnya antara lain :
· Cordaites laevis
· Cordaianthus pseudofluitans
PREVIEW
0 Response to "Makalah Gymnospermae Lengkap"
Post a Comment