BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Keberadaan sebuah kota terdiri dari bentukan-bentukan fisik yang berfungsi untuk memadahi kegiatan warganya dengan nyaman. Bentuk fisik tersebut akan mengisi setiap bagian kota yang secara keseluruhan akan saling mengisi satu sama lain sehingga akan membentuk satu kesatuan. Keserasian dari komposisi bentukan bentukan fisik tersebut merupakan hal yang harus diperhatikan untuk mewujudkan fasade / tampak lingkungan yang akan menampilkan suasana yang menyenangkan.
Citra Kota merupakan kesan fisik yang memberikan ciri khas kepada suatu kota. Dalam pengembangan suatu kota, citra kota berperan sebagai pembentuk identitas kota, dan sebagai penambah daya tarik kota. Oleh karena itu, citra kota yang jelas dan kuat akan memperkuat identitas dan wajah kota sehingga membuat kota tersebut menarik dan memiliki daya tarik.
Dalam memahami citra kota perlu diketahui beberapa pengertian citra kota dan elemen-elemen pembentuk citra kota
2. Pengertian Citra Kota
Menurut kamus Umum Bahasa Indonesia , kata citra itu sendiri mengandung arti: rupa, gambar, gambaran, gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan/organisasi/produk. Dapat juga diartikan sebagai kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kota.secara langsung citra kota dapat di definisikan sebagai kesan fisik yang di alami oleh pengamat yang merupakan ciri khas pada suatu kota.
3. Elemen Elemen Pembentuk Citra Kota
Citra kota menurut Lynch (1982) terbentuk dari elemen-elemen pembentuk citra kotanya yang terdiri dari:
a) Tetenger ( Landmark ), yang merupakan titik referensi seperti elemen simpul tetapi tidak masuk kedalamnya karena bisa dilihat dari luar letaknya. Tetenger adalah elemen eksternal yang merupakan bentuk visual yang menonjol dari kota misalnya gunung, bukit, gedung tinggi, menara, tanah tinggi, tempat ibadah, pohon tinggi dan lain-lain. Beberapa tetenger letaknya dekat sedangkan yang lain jauh sampai diluar kota. Tetenger adalah elemen penting dari bentuk kota karena membantu orang untuk mengenali suatu daerah.
b) Jalur ( Path ), yang merupakan elemen paling penting dalam citra kota. Kevin Lynch menemukan dalam risetnya bahwa jika identitas elemen ini tidak jelas, maka kebanyakan orang meragukan citra kotanya secara keseluruhan. Jalur merupakan alur pergerakan yang secara umum digunakan oleh manusia seperti jalan, gang-gang utama, jalan transit, lintasan kereta api, saluran dan sebagainya. Jalur mempunyai identitas yang lebih baik jika memiliki tujuan yang besar (misalnya ke stasiun, tugu, alun-alun) serta ada penampakan yang kuat (misalnya pohon) atau ada belokan yang jelas.
c) Kawasan ( District ), yang merupakan kawasan-kawasan kota dalam skala dua dimensi. Sebuah kawasan memiliki ciri khas mirip (bentuk, pola dan wujudnya) dan khas pula dalam batasnya, dimana orang merasa harus mengakhiri atau memulainya. Kawasan dalam kota dapat dilihat sebagai referensi interior maupun eksterior. Kawasan menpunyai identitas yang lebih baik jika batasnya dibentuk dengan jelas berdiri sendiri atau dikaitkan dengan yang lain.
d) Simpul ( Nodes ), yang merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis dimana arah atau aktivitasnya saling bertemu dan dapat diubah arah atau aktivitasnya misalnya persimpangan lalu lintas, stasiun, lapangan terbang, dan jembatan. Kota secara keseluruhan dalam skala makro misalnya pasar, taman, square dan lain sebagainya. Simpul adalah suatu tempat dimana orang mempunyai perasaan masuk dan keluar dalam tempat yang sama.
e) Batas atau tepian ( Edge ), yang merupakan elemen linier yang tidak dipakai atau dilihat sebagai jalur. Batas berada diantara dua kawasan tertentu dan berfungsi sebagai pemutus linier misalnya pantai, tembok, batasan antara lintasan kereta api, topografi dan lain-lain. Batas lebih bersifat sebagai referensi daripada misalnya elemen sumbu yang bersifat koordinasi (linkage). Batas merupakan penghalang walaupun kadang-kadang ada tempat untuk masuk. Batas merupakan pengakhiran dari sebuah kawasan atau batasan sebuah kawasan dengan yang lainnya. Demikian pula fungsi batasnya harus jelas membagi atau menyatukan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Deskripsi lokasi
Kota Banda Aceh adalah salah satu kota sekaligus ibu kota Aceh, Indonesia. Dahulu kota ini bernama Kutaraja, kemudian sejak 28 Desember 1962 namanya diganti menjadi Banda Aceh. Sebagai pusat pemerintahan, Banda Aceh menjadi pusat segala kegiatan ekonomi, politik, sosial dan budaya.
Gbr 1. Kota Banda Aceh
Sumber : www.bandaacehkota.go.id
Kota yang telah berumur 802 tahun ini - berdasarkan Peraturan Daerah Aceh Nomor 5 Tahun 1988, tanggal 22 April 1205 ditetapkan sebagai tanggal keberadaan kota tersebut. Cheng Ho pernah singgah di Banda Aceh dalam ekspedisi pertamanya setelah singgah di Palembang.
Pada tanggal 26 Desember 2004, kota ini dilanda gelombang pasang tsunami yang diakibatkan oleh gempa 9,2 Skala Richter di Samudera Indonesia. Bencana ini menelan ratusan ribu jiwa penduduk dan menghancurkan lebih dari 60% bangunan kota ini.
Gbr. 2. Kota Banda Aceh Pasca Tsunami
Sumber : http://www.johnvink.com/tsunami-aceh.
______________________________________________________________
Note : Untuk melihat gambarnya, Bisa di Download Pada paragraf Paling Bawah
· Fakta Geografi
Letak astronomis Banda Aceh adalah 05°33'03" Lintang Utara, 95°19'42" Bujur Timur. Batas wilayah
- Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Darul imarah Kabupaten Aceh Besar
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pekan Bada, dan Kecamatan Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Ingin Jaya, Kecamatan Krueng Baronajaya, Kecamatan Baitussalam Aceh Besar
· Demografi
Penduduk Kota Banda Aceh mencapai 219.659 (Buku Statistik Kota Banda Aceh)
dengan kepadatan mencapai 2.507. Penduduk Kota Banda Aceh terdiri dari berbagai suku bangsa diantaranya Aceh, Cina, Melayu, Padang, Jawa, Gayo, dan suku bangsa minoritas lainnya.
Agama yang dianut mayoritasnya adalah Islam, selebihnya penganut agama Kristen, Katolik, Budha, dan Hindu.
· Topografi
Kota Banda Aceh merupakan dataran rawan banjir, dari luapan sungai Krueng Aceh dan 70% wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 10 m dari permukaan laut. Kearah hulu dataran ini menyempit dan bergelombang dengan ketingian hingga 50 m di atas permukaan laut. Dataran ini diapit oleh perbukitan terjal disebelah barat dan timur dengan ketinggian lebih dari 500 m, sehingga mirip kerucut dengan mulut menghadap ke laut.
Gbr. 3. Kota Banda Aceh
Sumber : http://www.skyscrapercity.com/showthread.php
2. Analisa Citra Kota Banda Aceh
a) Tetenger (landmark)
Landmark merupakan elemen terpenting dari bentuk kota, karena berfungai untuk membantu orang dalam mengarahkan diri dari titik orientasi untuk mengenal kota itu sendiri secara keseluruhannya dan kota-kota lain.
Mesjid raya merupakan salah satu landmark Provinsi Aceh, khususnya Kota Banda Aceh karena selain letaknya ada dipusat kota, bangunan ini juga memiliki nilai sejarah selain itu struktur ruang Kota Banda Aceh menunjukkan “pola radial“, terlihat dari pemusatan kegiatan dengan konsentrasi kepadatan di pusat kota, dimana kegiatan tersebut memanjang hampir linier mengikuti pola jaringan jalan utama, dan relatif radial dengan MASJID RAYA BAITURRAHMAN dan sekitarnya sebagai pusat utama yang diperkuat oleh keberadaan Pasar Aceh dan Pasar Peunayong.
Gbr 4. Masjid Raya Baiturrahman
Sumber : Dokumentasi hasil survei, 2013
a. Selain karena fungsinya dan bentuk nya yang monumental, mesjid raya juga menjadi landmark karena pola pergerakan atau mobilitas ke kawasan yang lain yang radial
b. Skala landmark yaitu skala nasional.
c. Selain berfungi sebagai tempat ibadah, bangunan ini juga berfungsi sebagai tempat rekreasi, baik itu bagi masyarakat sekitar maupun pendatang dari luar wilayah Kota Banda Aceh.
Gbr 5. Masyarakat yang berekreasi di halaman Masjid Raya
Sumber : Dokumentasi hasil survei, 2013
b) jalur (path)
Jalur merupakan alur pergerakan yang secara umum digunakan oleh manusia seperti jalan, gang-gang utama, jalan transit, lintasan kereta api, saluran dan sebagainya
Salah satu jalan protokol yang tersibuk di Banda Aceh adalah jalan Daud Beureueh.karena jalur ini merupakan jalan arteri sekunder yang terletak di area perkantoran, baik itu kantor pemerintahan dan jasa.
Gbr.6. Suasana Jl. Daud Beureuh pada jam 16.30 WIB
Sumber : Dokumentasi hasil survei, 2013
a. Jalan Daud Beureueh menghubungkan kawasan perdagangan dengan pusat kota
b. Tampilan visual bangunan pada jalur ini di dominasi dengan bangunan yang berarsitektur neo v0ernakular dan modern. Ini di karenakan pada jalur ini banyak terdapat bangunan bangunan Pemerintahan Aceh yang menggambarkan bangunan tradisional aceh. sedangkan untuk bangunan modern di dominasi oleh bangunan Bank Swasta.
c. Kondisi fisik jalan pada jalur ini sangat baik serta tidak mengalami kerusakan. untuk jalur pedestrian memiliki lebar ± 2 m dengan kondisi yang baik. Akan tetapi pada jam 16.00 WIB jalur pedestrian mulai dipenuhi dengan orang-orang yang berjualan sehingga timbul rasa ketidaknyamanan bagi pejalan kaki.
Gbr.8. Kondisi Fisik Jalan Dan Pedestrian
Sumber : Dokumentasi hasil survei, 2013
d. Kondisi keamanan pada jalur ini aman, ini ditandai dengan tidak pernah terjadinya kecelakaan lalu lintas serta tindakan kriminal lain nya.
e. Penunjuk arah pada Jl.Daud Bereueh
Gbr.10. Penunjuk Arah Pada Jl Daud Bereueh
Sumber : Dokumentasi hasil survei, 2013
f. Fungsi lain yang tercipta di Jl Daud Bereueh adalah sebagai area car free dayyang dilakukan pada setiap hari minggu
c) Kawasan(district)
Kawasan merupakan sebuah area dengan fungsi khusus yang di dominasi oleh sebuah aktifitas utama,bisa berupa kawasan perdagangan, pendidikan, militer, perkantoran, jasa atau wisata
Seutui merupakan sebuah kawasan perdagangan di Kota Banda Aceh (RT RW Kota Banda Aceh 2009-2029). Kawasan ini terletak di Jalan Teuku Umar dari arah simpang jam ke arah simpang tiga PU. Pada jaman kerajaan dulu sebagian daerah seutui ini termasuk ke dalam komplek istana kerajaan tepatnya dibagian gunongan dan taman budaya. sekarang Seutui ini menjadi kawasan perdagangan dengan banyaknya bermunculan ruko ruko. Pada tahun 2012 Pemko Banda Aceh membangun Aceh Town Square di daerah ini. Aceh Town Square merupakan sebuah pusat perbelanjaan terbesar di Aceh.
a. Seutui merupakan kawasan perdagangan (RT RW Kota Banda Aceh 2009-2029) dan tidak jauh dari tempat bersejarah dan beberapa cagar budaya seperti, taman putroe phang, museum tsunami, taman sari, pendopo gubenur, dll
Gbr.11. Suasana Kawasan Seutui
Sumber : Dokumentasi hasil survei, 2013
b. Pola pergerakan menuju kawasan seutui yaitu Radial mengikuti jalan utama. dari arah Timur Laut bisa di akses melalui Jl. Nyak adam kamil 1, Jl. Sultan Mahmudsyah, Jl. Balai Kota dan Jl. Iskandar Muda. sedangkan dari arah Barat Daya bisa di akses melalui Jl. Jendral Sudirman dan Jl. Cut Nyak Dhien.
c. Kawasan seutui ini mulai aktif dari jam 05:00 wib sampai jam 01:00 wib. Di pagi hari aktifitas nya di dominasi oleh orang berjualan baik itu di pasar seutui maupun pedagang yang menjual jajanan pagi di pinggir jalan. Selanjutnya dari jam 09:30 wib sampai jam 17:30 wib aktifitasnya di dominasi oleh toko-toko, rumah makan dan warung kopi. Sedangkan dari jam 17:30 wib sampai jam 01:00 wib aktifitasnya di dominasi oleh penjual makanan di pinggir jalan dan warung kopi.
Gbr.12. Suasana Kawasan Seutui pada pagi, siang dan malam hari
Sumber : Dokumentasi hasil survei, 2013
______________________________________________________________
Note : Untuk melihat gambarnya, Bisa di Download Pada paragraf Paling Bawah
d. Tipe-tipe bangunan yang ada pada kawasan ini di dominasi oleh ruko-ruko. Namun ada juga bangunan massa tunggal, seperti bangunan Aceh Town Square. Hotel Rasamala dan Masjid Mekeutop.
Gbr.13. tipe-tipe bangunan di kawasan seutui
Sumber : Dokumentasi hasil survei, 2013
______________________________________________________________
Note : Untuk melihat gambarnya, Bisa di Download Pada paragraf Paling Bawah
e. Keamanan di kawasan seutui ini relatif aman.hal Ini di tandai dengan tidak pernah terjadi nya kecelakaan dan kejahatan kriminal lain nya di kawasan ini.
d) Simpul (nodes)
Simpul adalah pertemuan atau lingkaran daerah strategis dimana arah atau aktivitasnya saling bertemu dan dapat diubah arah atau aktivitasnya misalnya persimpangan lalu lintas, stasiun, lapangan terbang, dan jembatan.
Simpang lima merupakan sebuah persimpangan jalan yang padat, di Kota Banda Aceh. Simpang lima ini terletak tidak jauh dari Masjid Raya Baiturrahman dengan jarak lebih kurang 500 meter. fungsi simpang lima ini hampir sama seperti fungsinya bundaran HI di jakarta, tempat ini juga sering dijadikan sebagai tempat demonstrasi, karena ini merupakan pertemuan lima jalur utama Kota Banda Aceh
Gbr.13. simpang lima banda aceh
Sumber : http://www.panoramio.com/photo/27173561
a. Simpang lima merupakan sebuah simpul pertemuan lima jalan utama Kota Banda Aceh. Yaitu dari arah Jl. Daud bereueh, Jl. T, angkasah, Jl. Tengku panglima polem, Jl. Sri ratu safiatuddin dan Jl. Diponegoro
Gbr.13. Peta Simpang Lima
Sumber : http://wikimapia.org
b. Node ini berfungsi sebagai tempat pertemuan lima jalur utama Kota Banda Aceh (persimpangan)
c. Node ini aktifnya 24 jam, karna ini merupakan jalur utama Kota Banda Aceh. Pada momen momen tertentu simpang lima berfungsi juga sebagai tempat menyampaikan orasi (demonstrasi) dan sebagai tempat perayaan malam tahun baru.
Gbr.13. Ragam Aktifitas Di Simpang Lima
Sumber : http://www.acehkita.com/page
d. Lokasi ini dipilih sebagai nodes karena pola pergerakannya adalah radial atau menjari sehingga membentuk pola seperti simpul, ditambah lagi dengan adanya tugu yang berada ditengah persimpangan dan menghubungkan lebih dari 2 jalan utama.
e) Batas(edge)
Edge merupakan batas yang berada diantara dua kawasan tertentu dan berfungsi sebagai pemutus linier misalnya pantai, tembok, batasan antara lintasan kereta api, topografi dan lain-lain
Krueng lamnyong merupakan anak sungai Krueng Aceh yang berhulu di cot seuke Aceh Besar dan bermuara di pantai Alue Naga. Sungai ini terletak di kecamatan Syiah Kuala. Sungai lamnyoeng ini membelah kawasan pendidikan darussalam dan kawasan perdagangan di jelingke.
a. Edge yang menjadi analisa pada item ini merupakan sebuah sungai yang ada di kecamatan syiah kuala Kota Banda Aceh
b. Krueng lamnyoeng ini membatasi antara dua kawasan yang berbeda aktifitas yaitu kawasan pendidikan (kopelma darussalam) dan kawasan perdagangan (lamnyoeng)
- Selain sebagai batas kawasan, daerah disepanjang sungai juga berfungsi sebagai area race track, tempat latihan memanah, dan juga sebagai area berlatih dayung
Gbr.14. Ragam Aktifitas Di krueng lamnyong
Sumber : http://www.acehkita.com/page
BAB III
PENUTUP
a) Kesimpulan
Memahami citra sebuah kota sangat penting karena akan menimbulkan kesan fisik yang memberikan ciri khas kepada suatu kota. Dalam pengembangan suatu kota, citra kota berperan sebagai pembentuk identitas kota, dan sebagai penambah daya tarik kota. Oleh karena itu, citra kota yang jelas dan kuat akan memperkuat identitas dan wajah kota sehingga membuat kota tersebut menarik dan memiliki daya tarik tersendiri. Seperti hal nya Kota Banda Aceh yang memiliki citra kota yang baik, hal ini di tandai dengan pembangunan kota yang begitu pesat di segala faktor baik itu sarana maupun prasarana.
DAFTAR PUSTAKA
- http: //jumiati-bensu.blogspot.com/2012/02/perubahan-suhu-di-kota-banda-aceh-pra.html
- http: //www.acehkita.com/page
- http: //wikimapia.org
- http: //www.skyscrapercity.com
- http: //www.johnvink.com/tsunami-aceh
- Rancangan Qanun RTRW Kota Banda Aceh 2009-2029
- bps,2012 Statistik Daerah Kota Banda Aceh. Banda Aceh:pdf
- foto dokumentasi survey :2013
Selengkapnya klik DOWNLOAD
0 Response to "Makalah Perencanaan Kota"
Post a Comment