BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Hemodialisa adalah pengobatan bagi orang yang menurun
fungsi ginjalnya. Hemodialisa mengambil alih fungsi ginjal untuk membersihkan
darah dengan cara mengalirkan melalui “ginjal buatan”. Hal yang melatar
berlakangi isi makalah ini di harapkan agar pengobatan hemodialisa dapat di
cegah bagi para penderita penurunan fungsi ginjal dengan lebih
meningkatkan asupan cairan bagi fungsi ginjal yang belum kronis.
Haemodialysis adalah pengeluaran zat sisa metabolisme
seperti ureum dan zat beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat
dializer yang berisi membrane yang selektif-permeabel dimana melalui membrane
tersebut fusi zat-zat yang tidak dikehendaki terjadi. Haemodialysa dilakukan
pada keadaan gagal ginjal dan beberapa bentuk keracunan
Banyak orang merasa tak nyaman dan ragu-ragu saat-saat
pertama dilakukan hemodialisa. Saat dilakukan hemodialisa sebenarnya anda tidak
akan merasakan apa-apa, beberapa orang akan merasa lelah setelah selesai
dilakukan hemodialisa terutama bila baru beberapa kali hemodialisa. Setelah
beberapa kali hemodialisa maka cairan yang berlebih dan racun dari tubuh anda
akan berkurang, anda akan merasa kembali bertenaga
Seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman, dunia
juga mengalami perkembangannya di berbagai bidang. Salah satunya adalah
kemajuan di bidang kesehatan yaitu teknik transplantasi organ.
Transplantasi organ merupakan suatu teknologi medis untuk penggantian
organ tubuh pasien yang tidak berfungsi dengan organ dari individu yang
lain. Sampai sekarang penelitian tentang transplantasi organ masih terus
dilakukan.
Sejak kesuksesan transplantasi yang pertama kali
berupa ginjal dari donor kepada pasien gagal ginjal pada tahun 1954,
perkembangan di bidang transplantasi maju dengan pesat. Permintaan
untuk transplantasi organ terus mengalami peningkatan melebihi ketersediaan
donor yang ada. Sebagai contoh di Cina, pada tahun 1999 tercatat hanya 24
transplantasi hati, namun tahun 2000 jumlahnya mencapai 78 angka. Sedangkan
tahun 2003 angkanya bertambah 356. Jumlah tersebut semakin meningkat pada tahun
2004 yaitu 507 kali transplantasi. Tidak hanya hati, jumlah transplantasi
keseluruhan organ di China memang meningkat drastis. Setidaknya telah terjadi 3
kali lipat melebihi Amerika Serikat. Ketidakseimbangan antara jumlah pemberi
organ dengan penerima organ hampir terjadi di seluruh dunia.
Sedangkan transplantasi organ yang lazim dikerjakan di
Indonesia adalah pemindahan suatu jaringan atau organ antar manusia, bukan
antara hewan ke manusia, sehingga menimbulkan pengertian bahwa
transplantasi adalah pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu
tubuh ke tubuh yang lain atau dari satu tempat ke tempat yang lain di
tubuh yang sama. Transplantasi ini ditujukan untuk mengganti organ yang
rusak atau tak berfungsi pada penerima.
Saat ini di Indonesia, transplantasi organ ataupun
jaringan diatur dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Sedangkan
peraturan pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun
1981 tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis
serta Transplantasi Alat atau Jaringan Tubuh Manusia. Hal ini tentu
saja menimbulkan suatu pertanyaan tentang relevansi antara Peraturan
Pemerintah dan Undang-Undang dimana Peraturan Pemerintah diterbitkan jauh
sebelum Undang-Undang. (Binchoutan,2008)
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud hemodialisis ?
2.
Apa yang di maksud transpalasi
Ginjal ?
3.
Apa yang di maksud penghancuran batu
ginjal ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Tujuan Umum
Sebagai
pedoman untuk memahami ginjal, transpantasi ginjal, penghancuran batu ginjal
dan skin grafting.
2.
Tujuan Khusus
a) Untuk
mengetahui bagaimana membuang produk metabolisme protein seperti urea,
kreatinin dan asam urat.
b) Untuk
mengetahui bagaimana membuang kelebihan air.Untuk mengetahui bagaimana
mempertahankan atau mengembalikan system buffer tubuh.
c) Untuk
mengetahui bagaimana mempertahankan atau mengembalikan kadar elektrolit tubuh.
d) Untuk
mengetahui bagaimana memperbaiki status kesehatan penderita.
e) Untuk
meningkatkan pengetahuan masalah transplantasi ginjal.
f) Untuk
mengetahui cara kerja transplantasi ginjal.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
HEMODIALISIS
1.
Definisi Hemodialisis
Hemodialisa berasal dari kata hemo=darah,dan
dialisa=pemisahan atau filtrasi. Pada prinsipnya hemodialisa menempatkan darah
berdampingan dengan cairan dialisat atau pencuci yang dipisahkan oleh suatu
membran atau selaput semi permeabel. Membran ini dapat dilalui oleh air dan zat
tertentu atau zat sampah. Proses ini disebut dialysis yaitu proses berpindahnya
air atau zat, bahan melalui membran semi permeabel ( Pardede, 1996 ).
Terapi hemodialisa adalah suatu teknologi tinggi sebagai terapi pengganti untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permeabel sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi (Setyawan, 2001).
Terapi hemodialisa adalah suatu teknologi tinggi sebagai terapi pengganti untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permeabel sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi (Setyawan, 2001).
2.
Tujuan Hemodialisis
Hemodialisis bertujuan untuk mengambil zat-zat
nitrogen yang toksik dari dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan,
pada hemodialisis aliran darah yang penuh dengan toksik dan limbah nitrogen
dialihkan dari dalam tubuh ke dialiser tempat darah tersebut dibersihkan dan
kemudian dikembalikan ke dalam tubuh.
3.
Indikasi Hemodialisis
Pasien yang memerlukan hemodialisa adalah pasien GGK dan GGA apabila terdapat indikasi:
Pasien yang memerlukan hemodialisa adalah pasien GGK dan GGA apabila terdapat indikasi:
a)
Hiperkalemia ( K > 6 mEq/l)
b)
Asidosis
c)
Kadar ureum/kreatinin tinggi dalam
darah
d)
Kelebihan cairan.
e)
Perikarditis dan konfusi yang berat.
f)
Hiperkalsemia dan hipertensi.
4.
Prinsip Hemodialisa
a)
Prinsip mayor/proses hemodialisa:
Akses Vaskuler :
Akses Vaskuler :
Seluruh
dialysis membutuhkan akses ke sirkulasi darah pasien. Kronik biasanya memiliki
akses permanent seperti fistula atau graf sementara. Akut memiliki akses
temporer seperti vascoth.
b)
Membran semi permeable
Hal ini
ditetapkan dengan dialyser actual dibutuhkan untuk mengadakan kontak diantara
darah dan dialisat sehingga dialysis dapat terjadi.
c)
Difusi
Dalam dialisat yang konvesional, prinsip mayor yang
menyebabkan pemindahan zat terlarut adalah difusi substansi. Berpindah dari
area yang konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah. Gradien
konsentrasi tercipta antara darah dan dialisat yang menyebabkan pemindahan zat
pelarut yang diinginkan. Mencegah kehilangan zat yang dibutuhkan.
d)
Konveksi
Saat cairan dipindahkan selama hemodialisis, cairan
yang dipindahkan akan mengambil bersama dengan zat terlarut yang tercampur
dalam cairan tersebut.
e)
Ultrafiltrasi
Proses dimana cairan dipindahkan saat dialysis
dikenali sebagai ultrafiltrasi artinya adalah pergerakan dari cairan akibat
beberapa bentuk tekanan. Tiga tipe dari tekanan dapat terjadi pada membrane :
1)
Tekanan positip merupakan tekanan
hidrostatik yang terjadi akibat cairan dalam membrane. Pada dialysis hal ini
dipengaruhi oleh tekanan dialiser dan resisten vena terhadap darah yang
mengalir balik ke fistula tekanan positip “mendorong” cairan menyeberangi
membrane.
2)
Tekanan negative merupakan tekanan
yang dihasilkan dari luar membrane oleh pompa pada sisi dialisat dari membrane
tekanan negative “menarik” cairan keluar darah.
3)
Tekanan osmotic merupakan tekanan
yang dihasilkan dalam larutan yang berhubungan dengan konsentrasi zat terlarut
dalam larutan tersebut. Larutan dengan kadar zat terlarut yang tinggi akan
menarik cairan dari larutan lain dengan konsentrasi yang rendah yang
menyebabkan membrane permeable terhadap air.
5.
Perangkat Hemodialisa
a.
Perangkat khusus
1)
Mesin hemodialisa
Ginjal
buatan (dializer) yaitu : alat yang digunakan untuk mengeluarkan sisa
metabolisme atau zat toksin laindari dalam tubuh. Didalamnya terdapat 2 ruangan
atau kompartemen :
Ø
kompartemen darah
Ø
kompartemen dialisat.
2)
Blood lines
selang yang
mengalirkan darah dari tubuh ke dializer dan kembali ke tubuh. Mempunyai 2
fungsi :
Ø
Untuk mengeluarkan dan menampung
cairan serta sisa-sisa metablolisme.
Ø
Untuk mencegah kehilangan zat-zat
vital dari tubuh selama dialysis.
b.
Alat-alat kesehatan :
1)
Tempat tidur fungsional
2)
Timbangan BB
3)
Pengukur TB
4)
Stetoskop
5)
Termometer
6)
Peralatan EKG
7)
Set O2 lengkap
8)
Suction set
9)
Meja tindakan.
c.
Obat-obatan dan cairan :
1)
Obat-obatan hemodialisa : heparin,
frotamin, lidocain untuk anestesi.
2)
Cairan infuse : NaCl 0,9%, Dex 5%
dan Dex 10%.
3)
Dialisat
4)
Desinfektan : alcohol 70%, Betadin,
Sodium hypochlorite 5%
5)
Obat-obatan emergency.
6.
Pedoman Perawatan Hemodialisa
a.
Persiapan sebelum hemodialisa
1)
Sambungkan selang air dari mesin hemodialisa.
2)
Kran air dibuka.
3)
Pastikan selang pembuka air dan
mesin hemodialisis sudah masuk keluar
atau
saluran pembuangan.
4)
Sambungkan kabel mesin hemodialisis
ke stop kontak.
5)
Hidupkan mesin.
6)
Pastikan mesin pada posisi rinse
selama 20 menit.
7)
Matikan mesin hemodialisis.
8)
Masukkan selang dialisat ke dalam
jaringan dialisat pekat.
9)
Sambungkan slang dialisat dengan
konektor yang ada pada mesin hemodialisis.
10) Hidupkan
mesin dengan posisi normal (siap).
b.
Menyiapkan sirkulasi darah.
1)
Bukalah alat-alat dialisat dari
setnya.
2)
Tempatkan dialiser pada holder
(tempatnya) dan posisi ‘inset’ (tanda merah) diatas dan posisi ‘outset’ (tanda
biru) dibawah.
3)
Hubungkan ujung merah dari ABL dengan
ujung ‘inset’ dari dialiser.
4)
Hubungkan ujung biru dari UBL dengan
ujung ‘outset’ adri dialiser dan tempatkan buble tap di holder dengan posisi
tengah.
5)
Set infuse ke botol NaCl 0,9%-500
cc.
6)
Hubungkan set infuse ke slang arteri.
7)
Bukalah klem NaCl 0,9%. Isi slang
arteri sampai keujung selang lalu klem.
8)
Memutarkan letak dialiser dengan
posisi ‘inset’ dibawah dan ‘ouset’ diatas,
9)
Tutup klem dari slang untuk tekanan arteri,
vena, heparin.
10) Buka klem
dari infuse set ABL, UBL.
11) Jalankan
pompa darah dengan kecepatan mula-mula 100 ml/mnt, kemudian naikkan secara
bertahap sampai 200 ml/mnt.
12) Isi buble
tap dengan NaCl 0,9% sampai 3/4 cairan.
13) Memberikan
tekanan secara intermitten pada UBL untuk mengalirkan udara dari dalam
dialiser, dilakukan sampai dengan dialiser bebas udara (tekanan tidak lebih
dari 200 mmHg).
14) Melakukan
pembilasan dan pencucian dengan NaCl 0,9% sebanyak 500 cc yang terdapat pada
botol (kalf). Sisanya ditampung pada gelas ukur.
15) Ganti kalf
NaCl 0,9% yang kosong dengan kalf NaCl 0,9% baru.
16) Sambungkan
ujung biru UBL dengan ujung merah ABL dengan menggunakan konektor.
17) Menghidupkan
pompa darah selama 10 menit. Untuk dialiser baru 15-20 menit, untuk dialiser
reuse dengan aliran 200-250 ml/mnt.
18) Mengembalikan
posisi dialiser ke posisi semula dimana ‘inset’ diatas dan ‘outset’ dibawah.
19) Menghubungkan
sirkulasi darah dengan sirkulasi dialisat selama 5-10 menit siap untuk dihubungkan
dengan pasien (soaking).
c.
Persiapan pasien.
1)
Menimbang BB
2)
Mengatur posisi pasien.
3)
Observasi KU
4)
Observasi TTV
5)
Melakukan kamulasi/fungsi untuk
menghubungkan sirkulasi, biasanya mempergunakan salah satu jalan darah/blood
akses seperti dibawah ini:
• Dengan interval A-V Shunt/fistula simino
• Dengan eksternal A-V Shunt/schungula.
• Tanpa 1-2 (vena pulmonalis).
• Dengan interval A-V Shunt/fistula simino
• Dengan eksternal A-V Shunt/schungula.
• Tanpa 1-2 (vena pulmonalis).
7.
Komplikasi yang terjadi
a)
Hipotensi
Penyebab : terlalu banyak darah dalam sirkulasi mesin, ultrafiltrasi berlebihan, obat-obatan anti hipertensi.
Penyebab : terlalu banyak darah dalam sirkulasi mesin, ultrafiltrasi berlebihan, obat-obatan anti hipertensi.
b)
Mual dan muntah
Penyebab : gangguan GI, ketakutan, reaksi obat, hipotensi.
Penyebab : gangguan GI, ketakutan, reaksi obat, hipotensi.
c)
Sakit kepala
Penyebab : tekanan darah tinggi, ketakutan.
Penyebab : tekanan darah tinggi, ketakutan.
d)
Demam disertai menggigil.
Penyebab : reaksi fibrogen, reaksi transfuse, kontaminasi bakteri pada sirkulasi darah.
Penyebab : reaksi fibrogen, reaksi transfuse, kontaminasi bakteri pada sirkulasi darah.
e)
Nyeri dada.
Penyebab : minum obat jantung tidak teratur, program HD yang terlalu cepat.
Penyebab : minum obat jantung tidak teratur, program HD yang terlalu cepat.
f)
Gatal-gatal
Penyebab : jadwal dialysis yang tidak teratur, sedang.sesudah transfuse kulit kering.
Penyebab : jadwal dialysis yang tidak teratur, sedang.sesudah transfuse kulit kering.
g)
Perdarahan amino setelah dialysis.
Penyebab : tempat tusukan membesar, masa pembekuan darah lama, dosis heparin berlebihan, tekanan darah tinggi, penekanan, tekanan tidak tepat.
Penyebab : tempat tusukan membesar, masa pembekuan darah lama, dosis heparin berlebihan, tekanan darah tinggi, penekanan, tekanan tidak tepat.
h)
Kram otot
Penyebab : penarikan cairan dibawah BB standar. Penarikan cairan terlalu cepat (UFR meningkat) cairan dialisat dengan Na rendah BB naik > 1kg. Posisi tidur berubah terlalu cepat.
Penyebab : penarikan cairan dibawah BB standar. Penarikan cairan terlalu cepat (UFR meningkat) cairan dialisat dengan Na rendah BB naik > 1kg. Posisi tidur berubah terlalu cepat.
8.
Interpretasi Hasil
Hasil dari tindakan dialysis harus diinterpretasikan
dengan mengkaji jumlah cairan yang dibuang dan koreksi gangguan elektrolit dan
asam basa. Darah yang diambil segera setelah dialysis dapat menunjukkan kadar
elektrolit, nitrogen urea, dan kreatinin rendah palsu. Proses penyeimbangan
berlangsung terus menerus setelah dialysis, sejalan perpindahan zat dari dalam
sel ke plasma.
B. TRANSPLANTASI
GINJAL
1. Pengertian transplantasi ginjal
Transplantasi ginjal menurut Brunner and Suddarth
melibatkan menanamkan ginjal dari donor hidup atau kadaver menusia resipein
yang mengalami penyakit ginjal tahap akhir.
Transplantasi ginjal adalah proses pencangkokan ginjal
sehat dari donor ke dalam tubuh seseorang yang mengalami gagal ginjal melalui
tindakan pembedahan. Ginjal baru bersama ginjal lama yang fungsinya sudah
memburuk akan bekerja bersama-sama untuk mengeluarkan sampah metabolisme dari
dalam tubuh.
Ginjal adalah dua organ berbentuk kacang yang terletak
di setiap sisi tubuh, tepat di bawah tulang rusuk. Organ ini terus bekerja
untuk menyaring produk-produk limbah dari darah dan mengkonversi limbah ke
dalam urin.
Transplantasi ginjal umumnya dilakukan pada pasien
gagal ginjal stadium akhir. Pasien gagal ginjal umumnya memiliki tiga
alternatif pengobatan: hemodialisis, peritoneal dialisis, dan transplantasi ginjal.
Banyak pasien memilih melakukan transplantasi ginjal karena menawarkan
‘kebebasan’ lebih besar, alih-alih harus melakukan cuci darah (dialisis) rutin
seumur hidup. Sebelum transplantasi ginjal dilakukan, pasien harus melakukan
konsultasi dengan dokter untuk menentukan adanya risiko, dan apakah
transplantasi memang merupakan pilihan terbaik.
Sebuah transplantasi ginjal dapat dilakukan tanpa
memandang usia dari penerima (pasien yang membutuhkan ginjal) asalkan mereka
memiliki status kesehatan umum yang dapat menahan operasi besar, ada peluang
bagus untuk sukses transplantasi dan orang tersebut sadar dan bersedia untuk
mematuhi dengan mengambil obat immunosuppressant setelah transplantasi untuk
mencegah penolakan dari organ baru oleh sistem kekebalan tubuh.
2. Terminologi dalam transplantasi
a) Autograft
adalah transplantasi dimana jaringan yang dicangkokkan berasal dari individu
yang sama.
b) Isograft
adlah transplantasi dimana jaringan yang dicangkokkan berasal dari saudara
kembar.
c) Allograft
adalah transplantasi dimana jaringan yang dicangkokkan berasal dari individu
dain dalam spesies yang sama.
d) Xenograft
adalah transplantasi dimana jaringan yang dicangkokkan berasal dari spesies
yang berbeda. Misalnya ginjal baboon yang ditransplantasikan kepada manusia.
3. Ketika transplantasi ginjal diperlukan
Dengan penyakit tersebut nefron menjadi rusak, ginjal
dapat kehilangan kemampuan penyaringan mereka dan menyebabkan komplikasi yang
mengancam kehidupan. Ini berarti tingkat tinggi dan mengancam kehidupan produk
limbah dan bahan kimia dalam tubuh. Bila ginjal telah kehilangan sekitar 90%
dari kemampuan mereka penyaringan, orang itu dikatakan memiliki penyakit
stadium akhir ginjal.
Biasanya ginjal dapat berfungsi dengan jumlah kecil
kerusakan. Dengan progresif kerusakan dapat mencapai point of no return disebut
"End Stage Renal Disease" atau ESRD. Ini juga disebut gagal ginjal
kronis. Ini adalah kondisi paling umum yang mungkin membutuhkan transplantasi
ginjal.
4. Penyebab penyakit ginjal tahap akhir
a. Diabetes
Pasien-pasien
ini memiliki gula darah tinggi terus menerus. Ini gula darah tinggi dapat
merusak filter dalam ginjal, menyebabkan kerusakan jangka panjang ginjal dan
akhirnya gagal ginjal. Ini disebut nefropati diabetes.
b. Tekanan
darah tinggi atau hipertensi
Ini adalah
penyebab umum lain dari penyakit ginjal dan kegagalan. Tekanan darah tinggi di
pembuluh darah kecil ke ginjal menyebabkan kerusakan dan mencegah proses
penyaringan dari bekerja dengan benar.
c. Stenosis
Arteri Ginjal
Penyumbatan pembuluh darah yang
membawa darah ke ginjal dari waktu ke waktu disebut stenosis arteri ginjal
adalah penyebab lain dari penyakit ginjal tahap akhir.
d. Ginjal
Polikistik
Kondisi lain yang disebut penyakit
ginjal polikistik yang merupakan kondisi yang diwariskan. Ada beberapa besar
kista atau ruang kosong yang terbentuk dalam ginjal yang membuat fungsi normal
sulit.
e. Masalah
Bawaan
Mungkin ada masalah bawaan dalam
pengembangan ginjal. Hal ini terjadi sejak sebelum lahir dan memanifestasikan
ketika lebih dari 90% dari fungsi ginjal terganggu.
f. Systemic
Lupus Erythematosus (SLE)
Penyakit kekebalan seperti systemic
lupus erythematosus (SLE) di mana sistem kekebalan tubuh gagal untuk mengenali
ginjal sebagai miliknya dan serangan itu berpikir itu menjadi benda asing.
5. Yang tidak dapat melakukan transplantasi ginjal
a. Orang dengan
kanker ganas
b. Orang dengan
infeksi aktif
c. Mereka
dengan hati atau penyakit jantung
d. Mereka
dengan AIDS
6. Kelebihan transplantasi ginjal
a. Ginjal baru,
akan bekerja seperti halnya ginjal normal
b. Penderita
akan merasa lebih sehat dan "lebih nomal"
c. Penderita
tidak perlu melakukan dialisis
d. Penderita
yang mempunyai usia harapan hidup yang lebih besar
7. Kekurangan transplantasi ginjal
a. Butuh proses
pembedahan besar
b. Proses untuk
mendapatkan ginjal lebih sulit atau lebih lama
c. Tubuh
menolak ginjal yang dicangkokkan
d. Penderita
harus rutin minum obat imunosupresan, yang mempunyai banyak efek samping.
C. PENGHANCURAN
BATU GINJAL
Buah Penghancur Batu Ginjal - Setiap orang memiliki masalah atau
penyakit yang berbeda-beda karena setiap organ tubuh seseorang memiliki
kekuatan atau kekebalan yang berbeda, ada yang sejak lahir sudah memiliki
masalah pada bagian organ tubuhnya, atau ada juga yang terserang karena gaya
hidup yang salah, dan contohnya ialah penyakit Ginjal. Salah satu penyakit yang
menyerang ginjal dan saluran kemih adalah batu ginjal. Anda mungkin sering
mendengarnya. Batu pada ginjal ini terbentuk karena adanya pengkristalan atau
pengendapan urin di dalam ginjal sehingga berkumpul dan membentuk gumpalan
keras yang menyumbat saluran kemih
Jika saluran
kemih atau saluran pembuangan air seni ini tersumbat, maka Anda akan mengalami
susah buang air kecil dan timbul rasa nyeri karena batu mungkin sudah berada di
saluran kemih. Jika tidak segera ditangani, dan jika saja anda tidak menutup
kemungkinan Anda akan mengalami kencing darah yang menyakitkan. Tentu ini
sangat tidak diharapkan bukan ? Nah oleh karenaitu sya akan membagikan tips
jitu yang alami untuk anda.
1.
Tiga Buah
Penghancur Batu Ginjal
a.
Apel
Tahukah anda bahwa Buah apel bisa menyembuhkan
berbagai penyakit. Selain enak karena rasanya yang manis, ternyata apel juga
bisa melarutkan batu ginjal secara alami. Caranya cukup makan 2 buah apel segar
rutin setiap hari untuk bisa merasakan khasiatnya. Mengapa ini bisa terjadi ?
Karena Apel memiliki kandungan antioksidan yang tinggi, seperti vitamin A dan C
yang dapat melarutkan batu ginjal. Atau Anda juga bisa minum sari cuka apel
jika bosan dengan buahnya.
2.
Anggur
Buah kedua ialah Anggur, Anggur juga
merupakan salah satu obat alami penyembuh penyakit batu ginjal yang enak. Anda
pasti tahu sendiri nikmatnya buah anggur, mengapa bisa menyembuhkan ? Ini
karena anggur memiliki banyak kandungan nutrisi yang bisa menyembuhkan secara
alami. Dan perlu di ingat Makanlah anggur beserta kulit dan bijinya juga,
karena selain daging buahnya, justru di biji anggur terdapat banyak kandungan
antioksidan kuat penyembuh penyaki.
3.
Semangka
Buah yang terakhir ialah semangka,
Anda pasti tahu bahwa Semangka merupakan salah satu buah yang kaya akan air.
Jika Anda termasuk seseorang yang sulit minum, maka makan buah semangka yang
banyak akan memudahkan batu ginjal luruh dari dalam saluran kemih. Makan
semangka juga akan membantu membilas bagian dalam ginjal tanpa rasa sakit.
Cukup makan 300-500 gr per hari untuk mendapatkan manfaatnya.
Bisa disimpulkan bahwa sekalipun
penyakit yang dihadapi bukan penyakit yang enteng namun dengan buah yang sehat
dan rasa yang sangat nikmat justru bisa mengatasinya dengan effektif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hemodialisa
adalah pengobatan bagi orang yang menurun fungsi ginjalnya. Hemodialisa
mengambil alih fungsi ginjal untuk membersihkan darah dengan cara mengalirkan
melalui “ginjal buatan”.
Pasien yang
memerlukan hemodialisa adalah pasien GGK dan GGA apabila terdapat indikasi
Hiperkalemia, Asidosis, Kadar ureum/kreatinin tinggi dalam darah, Kelebihan
cairan, Perikarditis dan konfusi yang berat, Hiperkalsemia dan hipertensi.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa transplantasi
ginjal merupakan proses
pencangkokan ginjal sehat dari donor ke dalam tubuh
seseorang yang mengalami gagal
ginjal melalui tindakan pembedahan. Ginjal baru, dapat
diperoleh dari donor yang baru
saja meninggal dunia, atau dari donor hidup.
Transplantasi ginjal adalah sebuah
prosedur bedah yang besar dan resiko umum meliputi resiko sakit, perdarahan,
infeksi dan pembentukan gumpalan darah. Jangka panjang resiko terkait ke donor
organ penolakan oleh penerima tubuh. Obat-obatan menekan kekebalan juga
memiliki efek samping yang mungkin rumit pada penggunaan jangka panjang.
B. Saran
Semakin
berkembangnya zaman dan teknologi semakin meningkat juga resiko akan penyakit
pada manusia terutama dalam hal ini kehilangan fungsi ginjal atau gagal ginjal,
maka hemodialisis merupakan sarana penting dalam mengatasi hal ini sehingga
dapat mengembalikan fungsi ginjal yang sehat.
DAFTAR
PUSTAKA
Corwin, J.
2000. Buku Saku Pathofisiologi. EGC. Jakarta
Burrnert and
Suddart. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol 2. EGC. Jakarta
NANDA, Nursing Diagnosis: Definition and
classification 2005-2006. NANDA International Philadelphia
Jhonshon Marion, dkk. Nursing Outcomes Classification
(NOC) second edition, by mosby Year Book Inc. New York
Closkey and buckhek, 1996, Nursing Intervention
Classification (NIC) second edotion by Mosby Year Book, Inc. New York
Mansjoer.
2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Media Aeusculapius. Jakarta
Mirzanie, H.
Dkk. 2005. Internoid. Tosca Enterprise. Yogyakarta
http://diansildjian.blogspot.com/2011/05/makalah-transplantasi-organ.html
http://akperpemdagarut2agroup3.blogspot.com/2011/04/makalah-cangkok-ginjal.html
http://www.news-medical.net/health/Kidney-transplant-e28093-What-is-a-kidney
transplant-(Indonesian).aspx
http://www.news-medical.net/health/Life-after-a-kidney-transplant-(Indonesian).aspx
http://www.news-medical.net/health/When-is-a-kidney-transplant-needed(Indonesian).aspx
0 Response to "Makalah Teknologi Sistem Ekskresi"
Post a Comment